Sabtu, 07 Desember 2013

Wisata Pantai Bentar

Pemandangan laut selalu menyuguhkan beragam nuansa. Tidak melulu buritan kapal atau lambaian layar.  Tidak pula bayangan sauh atau uluran jangkar. Atau tidak juga hanya berkisar hilir mudik sampan para pengail ikan. Namun indahnya lautan bisa dinikmati dalam balutan ketenangan. Angin sepoi sesekali mengikuti tanpa membuat ombak meninggi. Air dengan santai membelai bibir pantai.
Merentas pagi, kilau matahari menelanjangi makhluk-makhluk laut yang masih bersembunyi. Sekumpulan plankton diikuti barisan sejenis keong atau yang biasa disebut kulnenek menyebrangi pasir menuju persembunyian dibawah batu karang.  Disisi timur, tumbuhan bakau berjejer rimbun. Dari sela-sela pohon kadang muncul sekawanan burung berlomba terbang.
 Menjelang siang, pedagang ramai menggelar barang. Rata-rata menjual makanan ringan seperti kacang, snakc kentang, sampai gado-gado dan lontong kupang. Untuk minuman, sajian kelapa muda menjadi andalan.
Sayangnya, tidak semua orang pernah merasakan pemandangan  ini. Wisata Pantai Bentar memang belum banyak dikenal.  Padahal  panorama yang ditawarkan cukup menjanjikan. Lokasi pantai berada di kaki bukit, persis di tepi tikungan jalan raya arah Banyuwangi Surabaya, 7 kilometer dari kota Probolinggo. Secara geografis, kawasan pantai ini terletak di kecamatan Gending kabupaten Probolinggo. Akses jalan tidak sulit. Dengan kendaraan pribadi cukup menempuh perjalanan sekitar 10 menit dari pusat kota. Atau calon pengunjung dapat menumpang mobil angkutan umum dari Probolinggo dengan arah tujuan Situbondo.
Di tahun 2006, perairan dibawah areal perbukitan ini mulai diupayakan pengelolaannya  dan ditargetkan menjadi tujuan wisata. Lahan seluas kurang lebih 1.440 meter persegi disediakan sebagai
penunjang aktifitas.  Tempat tersebut kini diberi nama Wisata Pantai Bentar Indah.
Tampaknya, pemerintah setempat bermaksud menjadikan Pantai Bentar sebagai tempat berlibur bagi warga dari semua lapisan masyarakat. Terbukti, objek wisata yang dibawah pengelolaan Dinas Kebudayaan adan Pariwisata kabupaten Probolinggo ini menetapkan harga tiket yang relatif terjangkau. Setiap kali masuk, pengunjung dewasa dikenai biaya empat ribu rupiah. Sedangkan anak-anak hanya dikenakan harga tiket tiga ribu rupiah.
Fasilitas yang ditawarkan di dalam juga cukup beragam. Pengunjung bisa menikmati gambaran alam dari berbagai sudut. Di sisi selatan terdapat bangunan pembatas yang biasa digunakan pemuda duduk bercengkrama sambil menikmati air kelapa muda. Para orang tua pun bisa bersantai melihat anak-anak mereka bermain pasir pantai.
Disisi utara, pengunjung serasa ‘membelah laut’ dengan berjalan diatas jembatan kayu. Diujung-ujung jembatan terdapat joglo-joglo yang bisa dipakai sebagai tempat istirahat. Tak jarang, di salah satu tempat joglo itu beberapa pengunjung menggelar tikar dan menikmati santap siang ‘ditengah’ lautan. 

Jika tak puas memandang panorama laut melalui daratan, pengunjung pun bisa menyebrang dengan perahu wisata yang disediakan. Lagi-lagi, tarif sewa perahu tidak terlampau mahal. Dengan lima ribu rupiah, pengunjung bisa melanjutkan wisata mengitari Pulau Pasir dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.
Bagi anak-anak hingga remaja beberapa permainan tentu menarik perhatian, seperti sepeda air, kereta gembira, dan kolam renang ceria. Ada juga permainan flyingfox, tapi hanya dibuka khusu hari Sabtu dan Minggu saja. Selain itu keberadaan rusa dan kancil menjadikan anak-anak betah berlama-lama sambil berfoto-foto ria.
Pihak pengelola mengaku, tempat ini paling ramai dikunjungi saat weekend atau pada hari libur. Kebanyakan pengunjung adalah keluarga-keluarga muda atau rombongan dari sekolah atau lembaga yang sedang mengadakan wisata.
Beberapa bulan lalu, tempat ini sempat penuh dikunjungi orang yang datang dari berbagai wilayah untuk menyaksikan keberadaan hiu tutul. Spesies mamalia air yang  diduga datang dari lautan Australia ini menjadi tontonan favorit dan menyita banyak perhatian masyarakat. Hiu tutul itu kini telah kembali ke habitatnya semula. Namun diperkirakan, di bulan januari mendatang hiu tutul akan ‘berkunjung’ ke perairan ini lagi ketika di Australia terjadi perubahan cuaca.


*) naskah teks pernah dimuat di majalah Dermaga edisi.nya lupa..hehe ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar