Pemandangan laut selalu
menyuguhkan beragam nuansa. Tidak melulu buritan kapal atau lambaian
layar. Tidak pula bayangan sauh atau
uluran jangkar. Atau tidak juga hanya berkisar hilir mudik sampan para pengail
ikan. Namun indahnya lautan bisa dinikmati dalam balutan ketenangan. Angin
sepoi sesekali mengikuti tanpa membuat ombak meninggi. Air dengan santai
membelai bibir pantai.
Merentas pagi, kilau matahari
menelanjangi makhluk-makhluk laut yang masih bersembunyi. Sekumpulan plankton diikuti barisan sejenis keong
atau yang biasa disebut kulnenek menyebrangi
pasir menuju persembunyian dibawah batu karang. Disisi timur, tumbuhan bakau berjejer rimbun. Dari
sela-sela pohon kadang muncul sekawanan burung berlomba terbang.
Menjelang siang, pedagang ramai menggelar
barang. Rata-rata menjual makanan ringan seperti kacang, snakc kentang, sampai
gado-gado dan lontong kupang. Untuk minuman, sajian kelapa muda menjadi
andalan.
Sayangnya, tidak semua orang
pernah merasakan pemandangan ini. Wisata
Pantai Bentar memang belum banyak dikenal.
Padahal panorama yang ditawarkan
cukup menjanjikan. Lokasi pantai berada di kaki bukit, persis di tepi tikungan
jalan raya arah Banyuwangi Surabaya, 7 kilometer dari kota Probolinggo. Secara
geografis, kawasan pantai ini terletak di kecamatan Gending kabupaten
Probolinggo. Akses jalan tidak sulit. Dengan kendaraan pribadi cukup menempuh
perjalanan sekitar 10 menit dari pusat kota. Atau calon pengunjung dapat
menumpang mobil angkutan umum dari Probolinggo dengan arah tujuan Situbondo.
Di tahun 2006, perairan dibawah
areal perbukitan ini mulai diupayakan pengelolaannya dan ditargetkan menjadi tujuan wisata. Lahan
seluas kurang lebih 1.440 meter persegi disediakan sebagai
penunjang aktifitas. Tempat tersebut kini diberi nama Wisata Pantai Bentar Indah.
penunjang aktifitas. Tempat tersebut kini diberi nama Wisata Pantai Bentar Indah.
Tampaknya, pemerintah setempat
bermaksud menjadikan Pantai Bentar sebagai tempat berlibur bagi warga dari
semua lapisan masyarakat. Terbukti, objek wisata yang dibawah pengelolaan Dinas
Kebudayaan adan Pariwisata kabupaten Probolinggo ini menetapkan harga tiket yang
relatif terjangkau. Setiap kali masuk, pengunjung dewasa dikenai biaya empat
ribu rupiah. Sedangkan anak-anak hanya dikenakan harga tiket tiga ribu rupiah.
Fasilitas yang ditawarkan di dalam
juga cukup beragam. Pengunjung bisa menikmati gambaran alam dari berbagai
sudut. Di sisi selatan terdapat bangunan pembatas yang biasa digunakan pemuda
duduk bercengkrama sambil menikmati air kelapa muda. Para orang tua pun bisa bersantai
melihat anak-anak mereka bermain pasir pantai.
Disisi utara, pengunjung serasa
‘membelah laut’ dengan berjalan diatas jembatan kayu. Diujung-ujung jembatan
terdapat joglo-joglo yang bisa dipakai sebagai tempat istirahat. Tak jarang, di
salah satu tempat joglo itu beberapa pengunjung menggelar tikar dan menikmati
santap siang ‘ditengah’ lautan.
Jika tak puas memandang panorama
laut melalui daratan, pengunjung pun bisa menyebrang dengan perahu wisata yang
disediakan. Lagi-lagi, tarif sewa perahu tidak terlampau mahal. Dengan lima
ribu rupiah, pengunjung bisa melanjutkan wisata mengitari Pulau Pasir dengan
waktu tempuh sekitar 15 menit.
Bagi anak-anak hingga remaja
beberapa permainan tentu menarik perhatian, seperti sepeda air, kereta gembira,
dan kolam renang ceria. Ada juga permainan flyingfox, tapi hanya dibuka khusu
hari Sabtu dan Minggu saja. Selain itu keberadaan rusa dan kancil menjadikan
anak-anak betah berlama-lama sambil berfoto-foto ria.
Pihak pengelola mengaku, tempat
ini paling ramai dikunjungi saat weekend
atau pada hari libur. Kebanyakan pengunjung adalah keluarga-keluarga muda atau
rombongan dari sekolah atau lembaga yang sedang mengadakan wisata.
Beberapa bulan lalu, tempat ini
sempat penuh dikunjungi orang yang datang dari berbagai wilayah untuk menyaksikan
keberadaan hiu tutul. Spesies mamalia air yang diduga datang dari lautan Australia ini
menjadi tontonan favorit dan menyita banyak perhatian masyarakat. Hiu tutul
itu kini telah kembali ke habitatnya semula. Namun diperkirakan, di bulan
januari mendatang hiu tutul akan ‘berkunjung’ ke perairan ini lagi ketika di
Australia terjadi perubahan cuaca.
*) naskah teks pernah dimuat di majalah Dermaga edisi.nya lupa..hehe ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar